"2,5 -2,7 % keuntungan telkom tiap bulan dipakai untuk pengadaan barang, jasa di Indigo" tutur Belinda Noerdianingtyas, S.I.Kom selaku staff Indigo saat diwawancarai langsung oleh tim Cempluk Media.
Untuk menjadi member Indigo pun tak susah - susah amat. Tak perlu membayar sepeser uang, hanya mengisi formulir menjadi member Indigo lalu anda akan diberi kartu member yang bisa digunakan untuk mengunjungi Indigo setiap jam buka kantor dan juga untuk bisa menggunakan internet atau mengikuti seminar pada ruangan Indigo secara gratis. Member Indigo tak hanya untuk komunitas saja, namun juga diperuntukkan bagi siswa, mahasiswa, dan umum
Indigo berlokasi di Jl. Manyar Kertoadi I No.1 lantai 2 Surabaya. Buka tiap hari Senin hingga Sabtu, dari jam 8 pagi hingga 9 malam. Dan bila anda tergabung dalam komunitas, khususnya berbau IT ingin mengadakan seminar, workshop dan memilih Indigo sebagai partner maka harus disimak beberapa proses kerja pada Indigo. Adanya Pemilihan Komunitas, dimana Indigo melakukan proses pemilihan komunitas dan materi yang akan dibuat workshop atau seminar. Pemilihan komunitas ini sesuai dengan materi yang akan diberikan.
Cek workshop yang akan diselenggarakan Indigo melalui profil friendster Indigo Creative Nation dan blog Indigo Creative Nation.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjangnya, Telkom Indonesia berkomitmen untuk mendorong tumbuhnya bisnis kreatif, khususnya di bidang konten dan aplikasi digital. Platform program untuk menumbuhkan kreativitas digital melalui kerjasama dengan komunitas-komunitas ini disebut dengan Indigo (Indonesian Digital Community). Prakarsa strategis Indigo diluncurkan oleh Telkom Indonesia pada akhir tahun 2007, sebagai fasilitas terhadap komunitas kreatif Indonesia yang memanfaatkan teknologi digital untuk membangun industri yang sehat dan menyehatkan.
Sejak diluncurkan tahun 2007 hingga kini, beberapa program strategis yang telah dilakukan adalah program Bagimu Guru, Santri Indigo, Education for Tomorrow, PasarKreasi.com, Sumatera Digital Island, Kampung Digital, Indigo Learning Center, Digital Village, dan sebagainya.
Mengingat penting dan strategisnya program Indigo ini, pada tahun-tahun berikutnya Telkom menggandeng anak perusahaan lainnya dalam Telkom Group serta perusahaan raksasa IT Dunia — seperti Intel, Cisco, dan Microsoft — untuk turut serta bersinergi memfasilitasi tumbuhnya industri kreatif digital ini.
Budaya Digital Indigo
Budaya Digital Indigo meliputi:
- Dignity: Kesadaran dalam diri sebagai anak bangsa yang bermartabat, memegang kedisiplinan tinggi, keteguhan hati, serta konsistensi untuk terus berkarya berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
- Innovative : Selalu berusaha mencari cara baru dalam menyelesaikan suatu masalah; menjadikan sesuatu lebih baik, lebih produktif, dan lebih positif. Inovasi adalah perpaduan antara kreativitas dan keberanian untuk mengambil resiko.
- Governance : Segala sesuatunya harus dilakukan dengan cara yang tepat dan diposisikan pada tempatnya, sehingga diperoleh kinerja yang lebih baik dengan tidak melanggar aturan yang sudah ditetapkan bersama.
- Integral : Budaya DIGITAL mengajak kita untuk berpikir secara holistik, berbagi dan bekerjasama dengan prinsip tumbuh bersama secara harmonis. Sebagaimana pola pikir sapu lidi, “the whole is greater than the sum of all its parts” dan “we are better than me”
- Transparency : Prinsip-prinsip keterbukaan dalam budaya digital yang ditandai dengan adanya keinginan yang kuat untuk saling berbagi dan berkolaborasi harus dikedepankan dengan membangun kepercayaan (trust) di antara para anggota komunitas.
- Appreciative : Saling menghargai hak dan karya cipta satu sama lainnya, sehingga terjadi interaksi yang positif di antara pencipta, pelaku bisnis, regulator, pengguna, dan stakeholder lainnya. Situasi yang sehat dan menyehatkan akan semakin mendorong tumbuhnya karya cipta yang berkualitas.
- Legal : Perlunya pengenalan dan pemahaman yang lebih baik terhadap aspek legal, sehingga bisa mengurangi aksi-aksi pembajakan karya cipta. Juga pentingnya pemahaman terhadap perlindungan karya cipta anak bangsa agar tidak diambil oleh negara lain.